Monday, October 1, 2012


MICRO EMULSION: NOVEL DRUG CARRIER SYSTEM
SIMERJEET KAUR EDARJIT SINGH, ARIF BUDIMAN
ABSTRAK
Mikroemulsi adalah sistem dispersi yang mempunyai karakter termodinamika stabil, transparan, isotropis, viskositas rendah dispersi koloid yang terdiri dari minyak  atau air dalam skala mikro yang distabilkan oleh surfaktan. Telah banyak diteliti formulasi mikroemulsi baik obat hidrofilik maupun lipofilik dengan menggunakan pembawa untuk meningkatkan kapasitas solubilisasinya sehingga bioavaibilitasnya menjadi lebih baik. Review artikel ini membahas berbagai keuntungan dari mikroemulsi dalam sediaan obat, evaluasi dan riset yang dilakukan pada mikroemulsi.
Keywords: mikroemulsi, surfaktan
ABSTRACT
Micro emulsion is a clear dispersion that has a character of thermodynamically stable, transparent, isotropic, low viscosity colloidal dispersions consisting of oil or water in micro scale stabilized by the surfactant. Many researched has been in the formulation of micro emulsion, for hydrophilic and lipophilic as drug carriers because of or for improved drug solubilization capacity, and increased bioavailability. This article reviews the various advantages of the microemulsion in drugs, evaluation and research carried out in microemulsions.
Keywords: microemusion, surfactant

PENDAHULUAN
Mikroemulsi telah menarik perhatian dalam pengembangan sediaan obat karena sistem ini dapat meningkatkan bioavaibilitas dalam molekul minyak peroral sehingga memberikan efek terapi yang efisien. [Lawrence and Rees, 2000]. Mikroemulsi termodinamika stabil air dan minyak,  distabilkan oleh surfaktan, biasanya dalam kombinasi dengan cosurfaktan berdiameter di kisaran 10-140 nm.
Kelebihan mikroemulsi adalah berukuran mikro atau nano ( kurang dari 200nm), mudah diproduksi oleh skala besar, kemampuan untuk meningkatkan laju obat hidrofobik sehingga menentu sistem yang baru.[M.Joshi et.al., 2008].
Dalam sistem dua fasa, kedua cairan cenderung  untuk membentuk lapisan. Untuk menghindari hal tersebut, ditambahkan emulsifier yang aktif di permukaan atau surfaktan. Molekul surfaktan mengandung gugus polar dan  gugus non-polar sehingga cenderung  menyerap pada antarmuka, di antara fasa polar dan non-polar yang dapat meningkatkan afinitas pada kedua fasa tersebut.Kelompok hidrofilik terletak di fasa air dan kelompok hidrofobik dalam minyak atau udara. Selain itu, surfaktan akan meningkatkan kelarutan zat yang hidrofobik dengan proses agregasi dikenal sebagai micellization. [Moulik et. al., 1996]
Gambar di bawah ini menunjukkan berbagai struktur yang terjadi pada mikroemulsi.
Pada gambar a ada bentuk yang terdispersisi adalah bola sedangkan yang b adalah asimetris.[Lawrence and Rees,2000].


KELEBIHAN MIKROEMULSI
Mikroemulsi adalah sistem pembawa obat potensial untuk berbagai rute administrasi. Ini adalah keuntungan sediaan mikroemulsi dibandingkan dengan sediaan lain:-
 a. Termodinamika stabil dan membutuhkan energi minimum untuk pembentukan.
b. Kemudahan manufaktur dalam skala besar
c. Dapat meningkatkan solubilisasi dan bioavailabilitas.
d. Dapat dikendalikan sehingga dibuat target dari obat tersebut.[Ghosh et.al. 2006]

Mikroemulsi biasanya ditandai dengan diagram fasa terner, yang mana terdapat tiga komponen mikroemulsi, yaitu, minyak, air dan surfaktan. Setiap co-surfaktan yang digunakan biasanya dikelompokkan bersama dengan surfaktan pada rasio tetap dan diperlakukan sebagai pseudo-komponen [Lawrence and Rees, 2000].
HAL YANG PENTING UNTUK MEMPRODUKSI MIKROEMULSI
1. Tegangan antar muka yang rendah antara fase air dan minyak. [ < 10-3 mN/m]
 2.  Konsentrasi surfaktan yang cukup (10-40%) untuk menutupi permukaan yang baru dibuat dalam mikroemulsi
3. Fluiditas rendah dan viskositas rendah yang mencukupi dari permukaan selaput secara spontan membentuk tetesan mikro dengan radius kelengkungan kecil (50-500Ā) [Bagwe et.al., 2001]
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN MIKROEMULSI
a. Packing rasio: (hydrophile–lipophile balance ) HLB dari surfaktan menentukan jenis mikroemulsi melalui pengaruhnya terhadap pembentuk film pada fase terdispersi atau fase dalam. [Carlfors et. al., 1991]
b. Sifat dari fase surfaktan, minyak dan suhu: Jenis mikroemulsi tergantung pada sifat surfaktan. Surfaktan berisi kelompok kepala hidrofilik dan lipofilik kelompok ekor. Bagian kepala cenderung menempel pada fase air sedangkan ekor pada fasa minyak . Ketika surfaktan yang digunakan berkonsentrasi tinggi atau surfaktan dengan adanya garam, derajat disosiasi gugus polar menjadi sistem yang lebih rendah dan berkemungkinan menghasilkan w/o (atau a/m) .Pengenceran dengan air dapat meningkatkan disosiasi dan mengarah ke sistem o / w. Surfaktan ionik sangat dipengaruhi oleh suhu. Hal ini menyebabkan peningkatan surfaktan  kontra-ion disosiasi. Komponen minyak juga mempengaruhi kelengkungan sehingga akan mempengaruhi konsentrasi surfaktan.. Pendeknya rantai minyak dapat menembus sebagian besar kelompok lipofilik dan menghasilkan peningkatan kelengkungan negatif. Suhu sangat penting dalam menentukan terjadinya tipe emulsi. Pada suhu rendah, mereka hidrofilik dan bentuk normal o / w (m/a) sistem. Pada suhu tinggi, mereka lipofilik dan membentuk w / o (a/m) sistem [Rao et.al. 2009].Pada suhu menengah, mikroemulsi berdampingan dengan kelebihan air dan fase minyak dan struktur bentuk bicontinuous seperti di gambar 1.
c. Panjang rantai, jenis dan sifat kosurfaktan: Alkohol banyak digunakan sebagai kosurfaktan dalam mikroemulsi. Penambahan kosurfaktan rantai yang lebih pendek memberikan efek kelengkungan positif alkohol membengkak kepala daerah lebih dari wilayah ekor sehingga, menjadi lebih hidrofilik dan o / w (m/a) tipe disukai, sedangkan kosurfaktan rantai punya w/o jenis oleh alkohol bengkak di daerah rantai dari kepala daerah. [Rao et.al. 2009]
PEMBENTUKAN MIKROEMULSI
Mikroemulsi adalah termodinamika stabil, sehingga dapat menyiapkan hanya dengan pencampuran minyak, air, surfaktan dan kosurfaktan dengan agitasi ringan atau panas ringan. Zat minyak atau fasa internal diagitasi atau diaduk sampai terbentuk skala mikro dan dengan penambahan surfaktan dapat terjamin stabil fasa intermediatenya dalam skala tersebut sehingga sediaan tersebut tidak mengalami pemecahan. [Rao et.al. 2009]
Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui mekanisme pembentukan mikroemulsi dan stabilitas yang dimiliki oleh sistem tersebut. Salah satu menjelaskan mekanisme pembentukan mikroemulsi film campuran (mixed film), yang menyatakan bahwa mikroemulsi dapat terbentuk karena adanya pembentukan lapisan film campuran pada daerah antar muka dan tegangan antar muka yang dihasilkan sangat rendah. Namun ada juga yang menyatakan bahwa sistem mikroemulsi adalah sistem yang secara alami merupakan sistem fase tunggal (teori stabilitas) [Swarbrick, 1995].
Sistem mikroemulsi umumnya lebih sulit diformulasikan daripada emulsi biasa, karena pembentukkan sistem ini merupakan proses yang sangat spesifik yang melibatkan interaksi spontan diantara molekul-molekul penyusun. Struktur asosiasi yang dihasilkan dari komponen-komponen ini pada suhu tertentu tidak hanya tergantung dari struktur kimia penyusun tetapi dari konsentrasi yang digunakan juga [Eka, 2010].
Tipe dari mikroemulsi tergantung dari surfaktan, kosurfaktan, dan minyak. Walaupun tidah ada petunjuk yang tepat, pada pemillihan komponen mikroemulsi umumnya terdapat observasi berdasarkan pengalaman. Surfaktan yang dipilih untuk minyak:
1) Tegangan interfasial yang rendah sampai nilai yang paling rendah
2) mempunyai sifat hidrofilik-lipofil untuk memperbaiki bagian interfasial untuk tipe mikroemulsi M/A atau A/M. [Eka.2010]  
EVALUASI MIKROEMULSI
Stabilitas dan ketahanan suatu mikro emulsi dapat diuji melalui beberapa tahapan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan untuk sediaan mikroemulsi antara lain pemeriksaan organoleptik, penentuan tipe mikro emulsi, ukuran global, viskositas sediaan, pH sediaan, dan uji stabilitas dengan metode freeze-thaw. Evaluasi organoleptik dilakukan dengan mengamati terjadinya pemisahan fase atau pecahnya emulsi, bau tengik dan perubahan warna. Penentuan tipe mikroemulsi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji kelarutan zat warna dan uji pengenceran [Martin, 1993].
Uji kelarutan zat warna dilakukan dengan menggunakan zat warna larut air seperti metilen biru atau biru brilian CFC yang diteteskan pada permukaan emulsi. Jika zat warna larut dan berdifusi homogen pada fase eksternal yang berupa air, maka tipe emulsi adalah M/A (o/w).  Jika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal, maka tipe adalah A/M (w/o). Hal yang terjadi sebaliknya adalah jika digunakan zat warna larut minyak (Sudan III) [Priyanka, 2009].
 Uji pengenceran dilakukan dengan cara mengencerkan mikro emulsi dengan air. Jika emulsi tercampur baik dengan air, maka tipe mikro emulsi adalah M/A (o/w).  Sebaliknya jika air yang ditambahkan membentuk globul pada emulsi maka tipe emulsi adalah A/M (w/o).[Martin, 1993]. 
PENELITIAN KERJA PADA MIKROEMULSI
Penelitian mikroemulsi banyak dilakukan untuk berbagai rute pemberian obat karena sifatnya yang unik yaitu, ketegangan ultraflow antarmuka, luas antarmuka yang besar, stabilitas termodinamika dan kemampuan untuk melarutkan cairan jika tidak bercampur. [Rao et.al. 2009 dan Dharmesh et.al., 2011]
KESIMPULAN
 Pemberian obat melalui mikroemulsi dapat member keuntungan yaitu dapat mencapai pelepasan terkontrol dan bioavailabilitas meningkat dan dapat diterget pada tempat tertentu [Rao et.al. 2009 dan Dharmesh et.al., 2011]
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada Tuhan, dosen pembimbing saya, Pak Arif Budiman MSi, Apt., orang tua saya, teman saya, atas bantuannya dalam menyumbang penulisan artikel kupasan ini. Moga-moga segala yang telah dikerjakan ada hikmatnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
 Moulik, S.P. and Mukherjee, K. 1996. On the versatile surfactant aerosol-OT: Its physicochemical and surface chemical behaviors and uses. Proc. Indian Natl. Sci. acad.
Ghosh, P.K. and Murthy, R.S. 2006. Microemulsions: A potential drug delivery system. Current. Drug Delivery.
M.J. Lawrence, G.D. Rees. 2000. Microemulsions-based media as novel drug delivery systems, Advanced Drug Delivery Reviews
Y. Srinivasa Rao, K. Sree Deepthi and K.P.R. Chowdary, 2009, Microemulsion, a novel drug carrier system.  International Journal of Drug Delivery Technology.
R.P. Bagwe, J.R.Kanicky, B.J. Palla. P.K. Patanjali and D.O. Shah. 2001. Improved Drug Delivery Using Microemulsions: Rationale, Recent Progress and New Horizons. University Of Florida
J. Carlfors, I. Blute,V. Schmidt, 1991. Lidocaine in microemulsion- a dermal delivery system, J. Disp. Science. Technology
M.Joshi, Sulabha Pathab, Shobhona Sharma, Vandana Patraval. 2008. Solid microemulsion preconcentrate (NanOsorb) of artemether for effective treatment of malaria. International Journal of Pharmaceutics.
Dharmesh kumar R. Patel , Dr. N.M.Patel , Dr. M.R.Patel , Dr. K.R. 2011. Microemulsion: A Novel Drug Carrier System . Internasional Journal Of Drug Formulation And Research.
Swarbrick, J and J.C. Boylan. 1995. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. Volume IX. New York. Marcel Dekker. P 375-399.
Martin, A., J. Swarbick, and A Cammarata. 1993. Farmasi Fisik. Edisi III. Penerjemah: Yoshita. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Eka Pramudiana. 2010. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Griseofulvin Dalam Bentuk Sediaan Mikroemulsi Serta Uji Difusi Secara In Vitro. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Indonesia
Priyanka Utama,. 2009. Formulasi Dan Uji Stabilitas Mikroemulsi Ketokonazol Sebagai Antijamur Cansida albicans Dan Tricophyton  mentagrophytes. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Indonesia.


Family Business


Family Business
            A family business is a business in which one or more members of one or more families have a significant ownership interest and significant commitments toward the business’ overall well-being.
            In a family business, two or more members within the management team are drawn from the owning family. Family businesses can have owners who are not family members. Family businesses may also be managed by individuals who are not members of the family. However, family members are often involved in the operations of their family business in some capacity and, in smaller companies, usually one or more family members are the senior officers and managers. Many businesses that are now public companies were family businesses in India.
            Family participation as managers and or owners of a business can strengthen the company because family members are often loyal and dedicated to the family enterprise. However, family participation as managers and or owners of a business can present unique problems because the dynamics of the family system and the dynamics of the business systems are often not in balance.
In some countries, many of the largest publicly listed firms are family-owned. A firm is said to be family-owned if a person is the controlling shareholder; that is, a person (rather than a state, corporation, management trust, or mutual fund) can garner enough shares to assure at least 20% of the voting rights and the highest percentage of voting rights in comparison to other shareholders.
Some of the world's largest family-run-businesses are:
- Walmart (United States)
-Samsung Group (Korea)
- Tata Group (India)

Advantages to the individual
  • Puts you in control of your own destiny
  • An acute sense of achievement as a family
  • An incentive to keep going
  • Provides a certain level of freedom
  • An opportunity of employment
  • Can keep the family together
  • Creates wealth
  • Offers security
  • Instills a sense of pride and belonging.
Advantages to the business
  • Can be a competitive advantage
  • More strategic than tactical
  • Creates enthusiasm and passion
  • Can enable a company to outperform
  • Offers a strong corporate culture
  • High staff loyalty, lower staff turnover
  • Builds a family's status in the community
  • Long-term corporate vision.
Disadvantages to the individual
  • You can feel trapped. Might prevent you doing what you really want
  • Need to be better than non-family peers
  • The weight of family, peer and employee responsibility
  • Can be difficult to raise liquidity
  • Can tear the family apart, if not properly managed.
Disadvantages to the business
  • Family businesses can be regarded as amateurish
  • Non-family members may not join because they cannot reach the top
  • It can be difficult to raise capital
  • Senior family members may see themselves as having a job for life
  • Decisions may be too emotional
  • There may be a deep seated aversion to change
  • It can be a struggle to continue the spirit of entrepreneurial flair.

Preparing Yourself

            Assuming that you've decided to go for it after weighing the pros and cons, you need to prepare for your multi-faceted role. You should look at your family history for clues as to what might happen and prepare for this.

            It is possible to avoid potential problems and legal disputes by taking legal steps from the start. There should be a strategy to cope with internal disputes and provide the mechanism for its modernization even against the will of some family members. Consult a lawyer for the inclusion of an exit strategy that will safeguard its long-term future.

References
Coutts. 2012. On The Advantages and Disadvantages of Being a Part of Family Business. http://www.coutts.com/private-banking/coutts-institute/family-business/coutts-forums-for-family-business-owners/highlights/advantages/ (access 27th Sept 2012)
Pinoy.2009. Advantages and Disadvantages of Family Business. http://pinoynegosyo.blogspot.com/2009/09/advantages-and-disadvantages-of-family.html (access 27th Sept 2012)
 Ira Bryck. 2012. The Umass Family Business Center. http://www.umass.edu/fambiz/ (access 27th Sept 2012)

 wikipedia.org...

Sunday, September 30, 2012

walking aerobic, 3 mile walk

being almost 165 pounds, with height of 5.3' feet tall, i feel like a wreck..  i was 130 pounds 4 years ago, and then bam!! numbers goes all the way up up up... 5 years ago, my aunt introduced Leslie Sansone, 3 mile walk, and it work wonders..  first month, i dropped 5 pounds, and the weight goes down. i realized my guy friends can carry me, which was awesome, and i can finally go for proper shopping, not just,' excuse me miss, can i have the largest size for this dress?'.. now, i really cant figure out why i stop, what ever the resons, its not important.

last year i tried gym, and i found im easily tired, overwhelmed by fatigue. by the time i reach my room, i cant keep myself up to study or complete my assignments. again i stopped after that.

then something hit me, my picture with my friends, my friend, as she quote, ' your arm is the size of my thigh'.. it hit me, really, i stripped and look myself in the mirror, and i realized, im pre-obese, when all the time i thought im just overweight...

i started taking baby steps.. i start walking, to class.. just 15 minutes per day, everyday, im not easily tired anymore. recently i got myself a walking program video, yes, again , its Leslie Sansone, 3 mile walk.

ive started last week, and i noticed, my tummy has decrease, my apple shape tummy is smaller, although im still having some tummy, but its not as obvious as last week..
i think faster too, i can manage to solve some problems ( not many, getting on there)..

im more alert in class, easily understand what is being thought, and i still have my haagen dazs ice cream in the fridge, which always finish by the second day, and now its forth.

walking actually curb off my cravings.. i only need to eat when im hungry or when i need to. its beautiful to walk. 

in a nutshell, the benefits of walking:



  • Reduce the risk of coronary heart disease.
  • Lower blood pressure.
  • Reduce high cholesterol.
  • Reduce body fat.
  • Enhance mental well being.
  • Help to control body weight
  • Lower unnecessary craving
  • Help to main body shape
  • Lower type II diabetes
  • Boast immune system
  • Strengthen bone density  


those who wants to opt for healthy heart, just 3 times a week, 45 minutes each time, will do the trick.



 those like me, who has 30, 40, 50 pounds to shed, should do at least 5 times a week, 45 minutes each.
i started with only 3 times last week, not 45 minutes though, just 20minutes. im starting slow and steady.
you can start with 1 mile walk, or 2 mile if you want, which is equally good. 
in this video consists of warm up, brisk walk, and recovery phase, as well as stretching.

so i highly recommend this form of general aerobic if any one of you suffers from cardiac problem, pre-type II diabetic, overweight, obesity, etc.

it might take some time before you can actually feel the effect, but don't stop now. eventually but surely, you will feel the benefits. 
of course, walking will prolong the illness, however, i can't give my full guarantee. it also depends on genetic and lifestyle as well as environment.
im sure some of you will be asking, how much calories will you burn.
well, the diagram below written how much calories you will burn every hour;



Your weightCalories burned/hour

24-minute mile pace


(2.5 mph)
Calories burned/hour

20-minute mile pace


(3 mph)
Calories burned/hour

17-minute mile pace


(3.5 mph)
Calories burned/hour

15-minute mile pace


(4 mph)
120 lb.163180207272
150 lb.204225258340
200 lb.272300344454
250 lb.306375387511
300 lb.368382438579

and here is the link where you can calculate the amount of calories you burn in every other activities you do, not just walking, but others as well..




http://www.healthyweightforum.org/eng/calorie-calculator.asp



so if you guys have other things in mind, not just to walk, you are welcome to count amount of calories burned.

 i want to have a healthy life style, with both my parents obese, dad with cardiac problem, with history of diabetes type II, i should start now.

so, i have done my walking today, have you??...

do baby steps, one step at a time, don't force yourself, just go with the flow..  all the best to you.. Chiaa YOk!!!!.. GAmbatHE!!!

Sunday, March 18, 2012

Zingiberis Sp.





TAKE-HOME TEST
ETNOPHARMACY

NAMA: SIMERJEET KAUR EDARJIT SINGH
NPM: 260110093019
TOPIC: ZINGIBERIS OFFICINALE
ETNIS: AYURVEDA DAN CHINESE TRADISIONAL
TARIKH HANTAR: 22 DEC 2011
DOSEN: IBU ADE ZUHROTUN






FAKUTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
DARTAR ISI
Monografi
Gambar tumbuhan…………………………………………………………….3
Sistematika Tumbuhan……………………………………………………….4
Deskripsi Tumbuhan………………………………………………………….5
Distribusi Tumbuhan…………………………………………………………7
Kandungan senyawa kimia…………………………………………………...8
Manfaat Tumbuhan…………………………………………………………..10
Cara penggunaan………………………………………………………….…13
Bentuk Sediaan dalam Pengobatan………………………………………….14
Profil Tumbuhan…………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………….16











I] Monografi Zingiber Officinale
Gambar Utuh tanaman Zingiberis Officinale
                                                [Cal Lemke, 2004]
Gambar bagian rhizoma
                                  [Matthew Wood, 2007]


II] Sistematika tumbuhan
2.1] Klasifikasi
Divisi              : Spermatophyta
Sub-divisi       : Angiospermae
Kelas                : Monocotyledoneae
Ordo                 : Zingiberales
Famili             : Zingiberaceae
Genus               : Zingiber
Species            : Zingiber officinale

2.2] Nama daerah
Nama Indonesia          : Jahe
Nama Melayu             : Halia
Nama Sunda               : Jahe
Nama Hindi                : Adrak, Ade
Nama Inggeris                        :  Ginger
Nama Latin                 : Zingiber officinale
                                                                                    [ Badam Pom.2006]
2.3] Sinonim
Zingiber officinale Rosc.
Zingiber majus Rumph.
Zingiber minus Rumph.

III] Deskripsi tumbuhan
·       Herba, tegak, tinggi sekitar 30-60 cm.
·        Batang  semu, beralur, berwarna hijau.
·       Daun tunggal,berwarna hijau tua.
·       Helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, dan pangkalnya tumpul.
·       Panjang daun lebih kurang 20-40 cm dan lebarnya sekitar 2-4 cm.
·       Bunga majemuk berbentuk bulir, tangkai perbungaan panjangnya lebih kurang 25 cm, berwarna hijau merah.
·       Kelopak berbentuk tabung, bergigi tiga.
·       Mahkota bunga berbentuk corong panjangnya. 2 - 2,5 cm, berwarna ungu.
·       Buah kotak berbentuk bulat sampai bulat panjang, berwarna coklat.
·       Biji bulat berwarna hitam.
·       Akar serabut, berwarna putih kotor.
·       Rimpangnya bercabang-cabang, tebal dan agak melebar (tidak silindris), berwarna kuning pucat.
·       Bagian dalam rimpang berserat agak kasar, berwarna kuning muda dengan ujung merah muda.
·       Rimpang berbau khas, dan rasanya pedas menyegarkan. [Gembong.2005]

Karakteristik Simplisia
Makroskopik
Keterangan
http://majalahkesehatan.com/wp-content/uploads/2011/04/jahe.jpg
·       Rimpang agak pipih
·       Bagian ujung bercabang
·       Bentuk bulat telor terbalik
·       Bagian luar berwarna coklat kekuningan
·       Beralur memanjang, kadang kala ada serat yang bebas
·       Bekas patahan pendek dan berserat menonjol

                        [Nadia, 2003]





Mikroskopik
Keterangan


Jahe dapat diamati dalam bentuk serbuk rimpang simplisia:
·       Dibawah epidermis terdapat hypodermis
·       Periderm terdiri daripada beberapa lapis sel gabus
·       Berkas pembuluh tersebar, banyak idioblas, sel idioblas hampir bulat, dinding berkutikula, berisi damar minyak, warna kuning kehijauan sampai jingga atau berwarna coklat kekuningan sampai coklat kemerahan
·       Endodermis terdiri daripadasel dinding radikal agak menebal, tidak berisi pati
·       Stele terdiri dari sel parenkim berdinding tipis, berkas pembuluh kolateral banyak dan tersebar, idioblas minyak seperti korteks.
·       Xylem terdiri daripada sedikit pembuluh spiral dan pembuluh jala, tidak berlignin
                  [Nadia, 2003]






IV] Distribusi tumbuhan

·       Jahe pada awalnya diketahui berasal dari Cina, kemudian menyebar ke India, Asia Tenggara, Afrika Barat, dan kepulauan Karibia.
·       Jahe mudah tumbuh di tempat yang terbuka sampai ditempat yang agak ternaung, di tanah padat, kering ataupun gembur, di kebun dan di pekarangan.
·       Dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut.
·       Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia. [Sutrisno,2010]

4.1] Iklim
·       Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
·       Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar
matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang
terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
·       Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 °C.
4.2] Media Tanam
·       Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
·       Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
·       Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.
4.3] Ketinggian Tempat
·       Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0- 2.000m dpl.
·       Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
                                                                                                [Sutrisno,2010]


V] Kandungan Senyawa Kimia

Rimpang jahe mengandung minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen, borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Disamping itu terdapat juga pati, damar, asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan C, serta senyawa-senyawa flavonoid dan polifenol. [Sutrisno,2010]

Rimpang juga mengandung 0,6-3% minyak atsiri yang terdiri a-pinen, b-fellandren, borneol, camfen, limonen, Linalool, sitral, nonilaldehid,desilaldehid, metilheptenon, sineol, bisabolen, 1-b-kurkumen, farnesen ,humulen, 60% Zingiberen dan zingiberole menguap (zat pedas gingerol yaitu: gingerol 60-85%; Gingerol; gingerol 5-15%, gingerol6-22%) ,Gengerol; metilgingerdiol; Zogaol, Zingeron; Gingerdiol; Gingerdiol; Gingerdiol; Diarilheptanoida, Diaryl-3-hidroksi-5-heptanon, aril-kurkumen, bisabolon, farnesen. [ Ikhsan, 2008]


http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s2200e/p286a.gif      http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s2200e/p286b.gif




http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s2200e/p286c.gif

·       Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang Jahe (Zingiber officinale )
·       Rimpang dibersihkan dan dipotong setebal 1-2 mm kemudian dikeringkan.
·       Rimpang jahe yang telah kering dihaluskan (ditumbuk) untuk mendapatkan serbuk (simplisia).
·        Serbuk jahe dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3x24 jam pada temperatur kamar.
·       Maserat yang diperoleh dikisatkan menggunakan penguap putar (Rotary evaporator) pada temperatur 50°C.
·       Pelarut yang masih tersisa diuapkan di atas penangas air
(water bath) untuk mendapatkan ekstrak kental etanol.
·       Mikrodestilasi dilakukan dengan 20mg serbuk rimpang pada suhu 240°C selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama dari lempeng KLT silica gel GF254 P.
·       Dilakukan Kromatografi Lapis Tipis ( KLT)
v 300mg serbuk rimpang campur dengan 5ml methanol P
v Dipanaskan dalam penangas air selama 2menit
v 5ml filtrate diperoleh
v Pada titik kedua dari lempeng KLT ditutulkan 20 µL zat warna I LP.
v Elusi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit , elusi lagi dengan benzene P dengan arah elusi dan jarak rambat yang sama.
v Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar UV 366nm, semprot lempeng dengan anisaldehid – asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar UV 366nm
v Harga hRx dihitung terhadap bercak warna biru dari kromatogram zat warna I LP.                                   
                                                                                                [Nadia.2003]








VI] Manfaat tumbuhan
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :
·       Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
·       Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..
·       Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
·       Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan dan akibat kemoterapi.
·       Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
·       Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
                                                                                                [Sutrisno,2010]
·       FDA telah mengakui jahe sebagai herba yang secara umum aman digunakan, meskipun dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, contohnya warfarin (obat anti pembekuan darah). Pasien dengan batu empedu sebaiknya menghindari jahe, karena dapat memacu pelepasan cairan empedu.
·       Bagi menelitian Ayurveda, dinyatakan “Ginger is better suited to the kapha constitution (large, damp, cold) than the pitta (hot) or vata (dry), because it is so warming and stimulating. If needed for people who are not cold (pitta, vata) use in small amounts.”
·       Kesimpulannya, jahe lebih digalakkan digunakan pada kapha dari yang pitta dan vata karena bisa memanaskan dan sebagai stimulasi.
                                                                                    [Matthew Wood, 2007]

6.1] Menurut WHO (World Health Organization)
·       Menggunakan didukung oleh data klinis

Profilaksis mual dan muntah yang berhubungan dengan motion sickness , mualpasca operasi , muntah merusak dalam kehamilan , dan mabuk laut.
( Ayurveda, dan Chinese Tradisional)

·       Menggunakan dijelaskan dalam monographs, Farmakope dan dalam sistem tradisional obat

Pengobatan dispepsia, perut kembung, kolik, muntah, diare, kejang, dan keluhanlambung lainnya (China tradisional) . Jahe bubuk lebih lanjut digunakan dalam pengobatanpilek dan flu, untuk merangsang nafsu makan, sebagai antagonis narkotika ( Ayurveda) , dan sebagai agen anti-inflamasi dalam pengobatan migrain sakit kepala dan gangguan rematik dan berotot ( Ayurveda).

·       Menggunakan dijelaskan dalam obat rakyat, tidak didukung oleh data eksperimen atau klinis

Untuk mengobati katarak, sakit gigi, insomnia, kebotakan, dan wasir, dan untuk meningkatkan umur panjang (Ayurveda dan Chinese traditional) 
                                                                                                [WHO, 1999]






















Table of Ayurvedic anti-oxidant figure:

Figure 1: Ayurvedic anti-oxidants

Efek Zingiberis Officinale sebagai anti-oxidant                                                                              


VII] Cara Penggunaan

·       Metode aplikasi, gabungan naso-kulit administrasi dari minyak esensial jahe.
·       Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari.
·       Rimpangnya ditumbuk dan direbus dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian airnya dapat diminum sebagai obat untuk memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati hati yang membengkak, batuk dan demam.
·       Untuk mengobati rematik rematik siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di atas api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengam menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik.
·       Jahe juga dapat digunakan untuk mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta gigitan ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.
·       Rimpang tumbuk juga dapat dipakai sebagai obat gosok pada penyakit gatal karena sengatan serangga.
·       Rimpang yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa ke dokter).                                     [Mark . 2000]
·       Oral administrasi- jahe bubuk untuk pasien dengan rematik dan musculoskeletal gangguan telah dilaporkan untuk memberikan berbagai tingkat bantuan dari rasa sakit dan pembengkakan. ( digunakan untuk Chinese Traditional)                        [WHO .1999]












VIII] Bentuk Sediaan Dalam Pengobatan

·       Akar kering bubuk, ekstrak, tablet dan tingtur.
·       Jahe bubuk harus disimpan dalam wadah tertutup baik (bukan plastik) yang mencegah akses kelembaban. ( Chinese Traditional)
·       Dilindungi dari cahaya di tempat yang sejuk dan kering

7.1] Persiapan pengobatan:
·       diinfus, decocted, segar, bubuk. Infused menyebabkan berkeringat. Tingtur: alkohol 90% Segar 01:05.
·       Untuk mabuk pada orang dewasa dan anak-anak lebih dari 6 tahun: 0,5 g, 2-4 kali sehari.
·       Dispepsia, 2-4g sehari-hari, sebagai bahan tanaman bubuk atau ekstrak

7.2] Dosage:
·       Kecuali jika ditentukan        : 2-4 g per hari dipotong ekstrak rimpang atau kering.

·       Bubuk rimpang                     : 0,25-1,0 g, tiga kali sehari.

·       Infus atau rebusan                 : 0,25-1,0 g dalam 150 ml air direbus, tiga kali sehari.

·       Fluid extract 1:1 (g / ml)      : 0,25-1,0 ml, tiga kali sehari.

·       Tingtur 1:05 (g / ml)            : 1,25-5,0 ml, tiga kali sehari

                                                                            [WHO. 1999]














IX] Profil obatan


Produk


Keterangan
Minuman ayurveda:
Digunakan untuk sebagai pencernaan, perut karminatif, anti-piretik,
menghasilkan panas dan batuk mengusir flatus, memurnikan darah dan menyegarkan.
                                      (www.jaim.in)




Daftar Pustaka

World Health Organisation (WHO). 1999. Monograft Medicinal Plant. Volume 1. Zingiberis Officinale ( pg 277)
Sutrisno Koswara.2010. Jahe, Rimpang dengan Sejuta Khasiat. Available at www.ebookpangan.com/ARTIKEL/JAHE. ( diakses  17-Dec-2011)
Drs. Ikhsan Matondang. 2008. Zingiberis Officinale L. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat UNAS/ B3TO UNAS).Indonesia. Available at www.kambing.ui.id/bebas/v12.artikel.ttg_tanamanobat/unas/Jahe.pdf (diakses 16-Dec-2011)
Cal Lemke. 2004. Zingiberis Officinale. University Of Oklahoma Of Botany and Microbiology.USA.  Available at www.plantoftheweek.org/week281.shtml (diakses 17- Dec- 2011)
Matthew Wood MSc. 2007. The Earthwise Herbal (Herbal Medicine). Registered Herbalist (AHG). Volume 2008-9, North Atlantic Book. USA
Journal Of Ayurveda and Integrative Medicine.2011. Department of AYUSH. Ministry of Health and Family welfare. Government of India. Available at www.jaim.in (diakses pada 16-Dec-2011)
Mark Blumenthal. 2000. Herbal Medicine. Expanded Commission E Monographs. American Botanical Council. Integrative Medicine Communications
Available  at
http://cms.herbalgram.org/expandedE/Gingerroot.html (diakses 16-Dec-2011)
Prof. Ir. Gembong Tjitrosoepoma. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah Madah University Press.Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Jahe. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisinal, Kosmetik dan Produk Komplemen. Badam Pom. Direktorat Obat Asli Indonesia.  
Nadia Khatmina. 2003. Aktivitas Farmakologi Tanaman Jahe ( Zingiber Sp). Jurusan Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjadjaran. Jatinangor